Rangkuman Bab 2 Permasalahan jaringan nirkabel dan identifikasi fiber optic

 

 A. Permasalahan Jaringan Nirkabel

    Teknologi jaringan di masa sekarang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan munculnya berbagai teknologi untuk membantu manusia dalam berkomunikasi. Jika pada era tahun 80-an teknologi jaringan komputer masih mengandalkan pada jaringan kabel, di masa sekarang sudah berbasis jaringan nirkabel dan basis kabel sudah ditinggalkan karena keterbatasan yang dimilikinya, seperti besarnya biaya yang harus dikeluarkan jika menggunakan teknologi wired network. Teknologi jenis ini tidak fleksibel karena sangat tergantung pada kabel. Saat ini penggunaan jaringan nirkabel telah digunakan oleh banyak orang, dan hampir setiap orang telah memiliki jaringan nirkabel baik di rumah atau di kantor. Namun, pada kebanyakan perangkat nirkabel seperti router yang digunakan di rumah tidak semuanya memiliki kemampuan untuk mengetahui jenis dan permasalah pada perangkat yang terkoneksi


1. Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Permasalahan Jaringan Nirkabel

    Pemahaman yang jelas tentang sebuah permasalahan adalah langkah awal dalam menemukan sebuah solusi. Prinsip ini berlaku umum untuk masalah apapun dalam kehidupan tidak terkecuali untuk masalah jaringan nirkabel. Permasalahan Wireless LAN umumnya terletak pada beberapa lingkup permasalahan di antaranya Wireless Station (seperti Wifi pada Laptop), Access Point, dan server/infrastruktur jaringan.


a. Mengidentifikasi masalah sistem WAN

Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan luas pada dasarnya bidang pekerjaan yang harus dilakukan oleh administrator jaringan/teknisi. Pekerjaan jenis ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar didapat hasil yang baik. Permasalahan yang terjadi pada sistem WAN pada dasarnya cukup banyak, tetapi hanya mencakup permasalahan pada hardware atau software. Dalam hal ini, komputer yang terhubung jaringan luas ada kalanya mengalami gangguan maupun kerusakan baik dari sisi hardware atau software.


1) Gejala-gejala masalah sistern WAN

Beberapa gejala-gejala yang muncul antara lain sebagai berikut.


a) Perangkat tidak menyala, meskipun telah dihubungkan dengan catu daya dan sakelar dalam posisi ON.


b) Muncul pesan kesalahan pada saat melakukan ping, misalnya pesan reguest timed out, destination net unreachable, atau general failure.


c) Lampu indikator pada perangkat tidak menyala atau menunjukkan gejala eror, misalnya terus menyala merah pertanda terdapatgangguan. 


d) Transfer file lambat sekali atau sering terputus (gagal).


e) Muncul pesan kesalahan "There is an IP address confilict with another system on the network", artinya terdapat kesalahan atau konflik pada IP address yang terhubung dengan jaringan. Dampaknya adalah koneksi yang ada akan menjadi terputus dan tidak dapat digunakan kembali.


2) Gangguan masalah sistem WAN

Beberapa gangguan yang menyebabkan sistam WAN mengalam masatan


pada jaringan antara lain sebagai berikut.


a) Gangguan alam


Gangguan alam dapat disebabkan oleh iklim, cuaca, atau bencana alam. Misalnya gangguan dari petir dapat merusak peralatan yang digunakan. Dampaknya adalah proses komunikasi menjadi terganggu atau terputus.


b) Gangguan pada sumber listrik


Gangguan jenis ini merupakan hambatan atau masalah pokok yang sering terjadi. Misalnya arus listrik terputus hingga menyebabkan terhentinya proses komunikasi antarbagian yang menggunakan sistem WAN atau berupa gangguan listrik yang kurang stabil sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pada peralatan yang digunakan dan dapat menyebabkan kerusakan atau tidak berfungsi


c) Gangguan pada hardware


Penyebab yang muncul adalah kerusakan pada peralatan yang digunakan, misalnya pada peralatan utama/pada piranti router yang sebagai perangkat (hardware) paling utama dalam sistem WAN


d) Gangguan pada software


Penyebab lain yang bisa mengakibatkan putusnya proses komunikasi atau proses transmisi data pada sistem WAN adalah terjadinya masalah pada software yang digunakan, terutama software yang terdapat pada pusat data (server). Hal itu dikarenakan pada server inilah semua data dapat diambil dan didstribusikan ke bagian-bagian yang lain atau dari server menuju client-client yang lainnya.


e) Gangguan pada protokol


TCP/IP bisa diterjemahkan sebagai protokol yang digunakan untuk mengontrol yang digunakan untuk mengotrol semua komunikasi yang ada pada jaringan, baik sistem LAN maupun sistem WAN. Dampaknya adalah TCP/IP sangat rentan sekali terhadap penyerangan. Misalnya TCP/IP Suite Error karena tidak adanya mekanisme untuk menjaminproses transfer date atau komunikasi data yang dikirim melalui siste jeringen LAN maupun WAN akan berhasil seluruhnya. Dalam hal IN ada kemungkinan date yang dikirimkan akan mengalami kegagalar karena kesalahan konfigurasi atau informasi routing yang salah.


f) Gangguan karena virus 


Adakalanya sistem jaringan yang digunakan mengalami kebanjiran traffic dan pengaruh virus. Virus tersebut secara langsung menyerang sistem server dan secara perlahan menggerogoti seluruh komputer client yang pada jaringan tersebut. Dampaknya adalah proses kerja sistem WAN menjadi sangat pelan pada server dan clent pun mengalami gangguan.


g) Gangguan pada DHCP Server


 Sistem dapat mengalami kegagalan ketika terjadi masalah pada DHCP server yang digunakan pada jaringan, karena client tidak dapat menerima IP Address. Kesalahan yang terjadi juga dapat diakibatkan oleh sistem directory service sehingga client tidak dapat melakukan log on pada jaringan atau dapat terjadi karena masalah dengan register nama pada sistem DNS client.


3) Jenis masalah sistem WAN

Beberapa jenis yang menyebabkan sistam WAN mengalami masalah pada jaringan antara lain sebagai berikut.


a) Jaringan wireless terdeteksi


Dalam hal ini, wireless station harus berada di area jangkauan AP agar bisa menerima gelombang radio yang cukup kuat untuk membangun sebuah konektivitas. Misalnya menggunakan Windows 7 untuk mengetahui seberapa besar kekuatan sinyal AP yang ada maka klik kiri, sehingga muncul informasi AP apa saja yang ada beserta kuat rendahnya sinyal yang ditangkap wifi komputer.


(1) Jika tidak mendapati SSID yang dikehendaki, maka Wifi di komputer sudah enable dan pada umumnya permasalahannya terletak pada AP.


(2) Jika mendapati adanya SSID yang diinginkan tetapi pada status bar memiliki sinyal lemah, maka masalahnya terletak pada station yang berada hampir di luar jangkauan, atau mungkin terdapat interferensi sinyal.


b) Interferensi sinyal


Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan gangguan sinyal radio Di antaranya disebabkan oleh antena pada AP tidak terhubung atau terpasang dengan benar. Material konstruksi bangunan, seperti baja dan kayu, dan benda-benda dengan kandungan air yang tinggi dapat menyerap energi RF dan mempengaruhi kekuatan sinyal Perangkat seperti oven microwave dan cordless Phone 2,4MHz | dapat menyebabkan interferensi RF dan harus dipertimbangkan pula masalah menempatkan AP. Sinyal yang kuat tidak selalu menjadi lebih baik. Di area yang tertutup, sinyal yang kuat dapat terpantul dari objek dan menyebabkan gangguan multipath.


c) Site survel


Sebuah survei situs sangat dianjurkan sebelum instalasi jaringan nirkabel dan harus dilakukan pada situs sebenarnya dalam kondisi operasi normal. Survei semacam itu sangat penting karena perilaku RF bervariasi dengan sifat fisik dari situs. Anda tidak bisa secara akurat memprediksi perilaku tanpa melakukan survei situs. Anda mungkin menghadapi konektivitas intermiten lokasi tertentu atau selama kondisi lingkungan tertentu.


d) Status station


Gunakan antarmuka user Web dari AP untuk melihat status stasiun nirkabel. Periksa status stasiun untuk melihat apakah stasiun nirkabel berhubungan dengan AP.


2. Cara Perbaikan Kerusakan atau Permasalahan pada Jaringan Nirkabel

Salah satu cara paling mudah mengatasi kerusakan atau permasalahan pada jaringan nirkabel adalah dengan melakukan konfigurasi protokol TCP/IP. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


a. Mengaktifkan halaman konfigurasi jaringan komputer. Jika menggunakan Windows 7, maka cara masuk ke konfigurasi jaringannya dengan mengklik ikon jaringan seperti gambar berikut.


b. Klik kanan properties pada "Wireless Network Connection" kemudian pastikan Internet Protocol Version 4 (TCP/Ipv4) ter-ceklist kemudian pilih Properties untuk memberikan IP Address.


C. Perlu diingat apakah station ini terkoneksi dengan Access Point yang menyediakan layanan DHCP atau nonDHCP. Jika Access Point menyediakan layanan DHCP, maka konfigurasi TCP/IP di station cukup dengan masuk ke properties lalu pilih Obtain and IP Address Automatically. Dengan konfigurasi seperti ini, maka station menerima IP Address secara otomatis dari Radio AP


d. Sehingga muncul menu diatasnya kemudian klik di Open Network Connection dan mencari change adapter setting. Jika sudah ketemu klik sehingga muncul window yang menampilkan semua jenis interface jaringan, misalnya menggunakan LAN atau pun menggunakan Wireless LAN.


3. Prosedur Pengecekan Hasil Perbaikan

Setelah melakukan perbaikan setting ulang koneksi pada koneksi jaringan, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan hasil perbaikan koneksi jaringan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.


a. Melakukan pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan


Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.


1) Melakukan pemeriksaan terhadap jenis kabel dan konektor yang sudah terpasang dan disesuaikan dengan jenis topologi dari jaringan yang di gunakan sehingga tidak terjadi short atau terputusnya koneksi


2) Melakukan pemeriksaan pemasangan LAN Card yang sudah terpasang dan sudah dilakukan instalasi sebelumnya dengan mengecek status LAN card tersebut sudah terpasang dengan baik dan benar.


3) Melakukan pengecekan terhadap longgar atau tidaknya kabel dan konektor yang telah dipasang


4) Melakukan pengecekan ulang konfigurasi dan setting yang sesuai.


5) Melakukan pengecekan terhadap konfigurasi dari IP address, dan subnetmask.


6) Melakukan pengecekan terhadap workgroup yang sudah dibuat.


b. Melakukan pencarian komputer yang ada dalam jaringan terkoneksi dengan baik.


Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.


1) Klik pada bagian My Network Places klik pada bagian Find Computer.


2) Masukkan nama komputer yang akan dicari. Apabila terhubung maka secara otomatis komputer telah terhubung dengan jaringan.


c. Memeriksa konfigurasi IP komputer


Untuk memeriksa konfigurasi IP komputer dengan menggunakan perintah IPCONFIG. Perintah IPCONFIG digunakan untuk menampilkan informasi konfigurasi koneksi. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.


1) Aktifkan pada Command Prompt dengan cara mengetik cmd pada Run Menu.


2) Selanjutnya mengetikkan perintah IPCONFIG pada Command Prompt. Hasilnya akan tampil sebagai berikut


d. Memeriksa koneksi jaringan


Untuk memeriksa koneksi jaringan dapat menggunakan perintanh PING. Dengan menggunakan perintah ping dapat mengetahui apakah komputer yang digunakan sudah terhubung dengan komputer lainnya atau belum sama sekali. Ping (Packet internet gopher) bisa diterjemahkan sebagai program utilitas yang digunakan untuk melakukan proses pemeriksaan terhadap koneksi jaringan berbasis TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet).


B. Jaringan Fiber Optik


Fleksibilitas dan mobilitas membuat jaringan komputer nirkabel sebagai pelengkap yang efektif dan alternatif menarik dibandingkan jaringan komputer berkabel Jaringan komputer nirkabel menyediakan semua fungsi yang dimiliki oleh jaringan komputer berkabel, tanpa perlu terhubung secara fisik. Sebagai kabel yang sarat akan teknologi canggih, fungsi kabel jaringan fiber optik diantaranya yaitu untuk kepentingan jaringan biasa seperti LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network) atau MAN Umumnya kabel jaringan fiber optik lebih banyak ditemukan pada instalasi jaringan tingkat menengah ke atas seperti perusahaan-perusahaan besar atau instansi terkait yang menuntut adanya struktur jaringan dengan kemampuan yang benar-benar cepat. Konfigurasi jaringan komputer nirkabel mulai dari topologi yang sederhana peer-to-peer sampai dengan jaringan yang kompleks menawarkan konektivitas distribusi data dan roaming. Selain menawarkan mobilitas untuk user dalam lingkungan yang dicakup oleh jaringan, juga keberadaan jaringan portable untuk berpindah dengan pengetahuan penggunanya.


1. Fiber Optik

Kabel fiber optik identik menjadi salah satu jenis kabel yang dibuat dengan teknologi canggih dengan sebagian besar bahan dasarnya terbuat dari serat kaca. Kabel jaringan fiber optik adalah suatu jenis kabel yang diperuntukkan sebagai media transmisi terarah (guieded/wireline) guna kepentingan perpindahan arus data dalam dunia jaringan komputer. Secara umum, karakteristik kabel jaringan fiber optik yaitu bagian dalamnya terdiri dari inti yang terbuat dari serta kaca dengan beberapa lapisan yang memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Tidak berbeda jauh dengan kabel jaringan lain seperti kabel UTP atau kabel STP, pada kabel jaringan fiber optik juga terdapat insulator (disebut coating) yang dirancang dengan beraneka ragam warna. Bagian-bagian dari serat optik antara lain sebagai berikut.


a. Inti (Core)


Inti (Core) berada tepat di tengah-tengah kabel fiber optik sebagai bagian utama dalam struktur kabel fiber optik yang terbuat dari serat kaca. Umumnya core ini memiliki diameter sekitar 2 µm-50 µm (tergantung dari jenis serat optiknya), dimana ukuran core ini sendiri berpengaruh besar terhadap kualitas dan kemampuan dari sebuah kabel fiber optik. Fungsi core pada kabel fiber optik ini adalah sebagai tempat berlangsungnya perambatan cahaya dari satu ujung ke ujung kabel lainnya, sehingga proses pengiriman cahaya dapat dilakukan.


b. Jaket (Cladding)


Lapisan yang menyelubungi core pada kabel fiber optik disebut cladding yang menggunakan bahan dari kaca. Indeks bias yang dihasilkan cladding ini lebih kecil dari core, dimana hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis). Diameter cladding berkisar antara 5 µm-250 µm serta berfungsi sebagai pelindung core sekaligus menjadi cermin yang terpancar keluar kembali ke dalam core. Bisa dibilang cladding merupakan bagian yang punya peran penting karena berkat cladding inilah cahaya dapat merambat dalam core serat optik.


c. Mantel (Pelapis)


Di bagian luar setelah cladding, terdapat mantel atau coating yang umumnya terbuat dari bahan plastik. Adapun fungsi coating pada kabel fiber optik adalah sebagai pelindung mekanis yang menjagai serat optik dari kerusakan yang dapat terjadi karena lengkungan kabel atau gangguan luar lainnya seperti kelembaban. Coating ini memiliki warna yang beragam untuk mempermudah dalam penyusunan urutan core.


d. Strength Member dan Outer Jacket


Strength Member (material penguat) dan Outer Jacket (jaket luar) merupakan lapisan terluar dari sebuah kabel fiber optik. Fungsi atau kegunaannya tentu saja sebagai pelindung yang menjaga kabel dari gangguan luar yang bisa menyebabkan kerusakan pada bagian core


2. Prinsip Kerja Fiber Optik

Kabel jaringan fiber optik termasuk salah satu pilihan jika jaringan yang ingin dibangun menuntut instalasi yang harus bisa meladeni kebutuhan sebuah gedung dengan beberapa lantai atau bahkan kebutuhan jaringan antar gedung sekalipun. Bahkan kabel fiber optik telah banyak digunakan pada berbagai sistem komunikasi yang dibangun di dalam laut guna mengubungkan berbagai kota di berbagai negara. Dalam penggunaan kabel jaringan fiber optik sebelum digunakan ada cara pembuatan kabel Jaringan fiber optik.


a. Cara pembuatan kabel jaringan fiber optik Pada dasarnya, pembuatan dari sebuah kabel fiber optik dapat


menggunakan serat-serat kaca yang murni. Serat-serat kaca tersebut dibuat hingga ukuran mikroskopis. Desain mikroskopis dari serat-serat kaca dalam fiber optik tersebut tidak lain adalah ditujukan agar kabel dan juga serat tidak mudah mengalami kerusakan dan juga patah. Pembuatan kabel jaringan fiber optik terbilang sangat rumit, karena dilakukan dengan cara menarik bahan dasar kaca yang telah dicairkan hingga kental, hingga akhirnya diperoleh serat kaca dengan penampang tertentu.


Desain dari serat kaca yang dibuat hingga ukuran mikroskopis tersebut kemudian dilapisi dengan kabel, sehingga nantinya kabel fiber optik ini tetap memiliki wujud seperti kabel pada umumnya. Namun demikian, kabel fiber optik nantinya akan menjadi lebih tipis dan juga jauh lebih fleksibel apabila dibandingkan dengan kabel biasa pada umumnya. Proses pembuatan kabel fiber optik ini disebut modified chemical vapor deposition (MCVD), dimana silikon dan germanium bereaksi dengan oksigen membentuk SiO2 dan GeO2 yang kemudian menyatu dan membentuk kaca. Butuh waktu hingga beberapa jam untuk melakukan proses ini, tetapi semuanya dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat berteknologi canggih..


Setelah proses pertama selesai, kaca yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke dalam fiber drawing tower guna dipanaskan hingga mencapai 1900-2200° c hingga pada akhirnya kaca tersebut meleleh. Selanjutnya lelehan tersebut jatuh melewati laser mikrometer hingga akhirnya membentuk serabut atau serat kaca. Hal yang harus dipahami dalam proses pembuatan kabel fiber optik ini adalah pengerjaannya yang harus dilakukan dengan bahan baku (kaca) dalam keadaan sangat panas, lalu diperlukan beberapa perhitungan ketat demi menjaga agar perbandingan relatif antara bermacam


lapisan tidak berubah dalam proses 'penarikan'.


b. Cara Kabel Fiber Optik Mentransmisikan Data


Kabel jaringan fiber optik memiliki cara kerja yang sangat berbeda


dengan kabel jaringan lainnya seperti kabel Coaxial ataupun Twisted Pair. Pasalnya kabel jaringan fiber optik bukan mentransmisikan sinyal listrik seperti kabel-kabel jaringan lainnya, melainkan mentransmisikan cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Dengan begitu kabel jaringan jenis ini memiliki keunggulan dalam hal mengurangi masalah gangguan gelombang frekuensi bahan elektrik, sehingga sangat ideal untuk digunakan pada kawasan yang dikelilingi gelombang frekuensi cukup tinggi.


3. Teknologi Point To Point Fiber Optik (Metro-E) Secara harfiah jaringan Metro Ethernet berarti jaringan komunikasi data yang


berskala metro (skala untuk menjangkau satu kota besar) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Teknologi Metro Ethernet bisa diterjemahkan sebagai salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya. Sehingga jaringan yang berskala metro dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi Ethernet biasa. Metro ethernet merupakan salah satu solusi teknologi untuk High End Market (HEM) dalam memberikan solusi terintegrasi untuk layanan voice, data, dan video.


Metro ethernet network memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut.


a. Dapat mengakomodasi layanan berupa voice, data, high speed internet access dan video


b. Teknologi IP optik berbasis Synchronous Digital Hierarchy atau Ethernet.


c. Kecepatan tinggi hingga Gigabit Ethernet/1000Mbps


4. Teknologi Point To Multipoint (FTTx)

Perkembangan zaman menuntut keterbukaan informasi dan tentunya. komunikasi menjadi salah satu aspek penting yang menandai majunya suatu peradaban. Dewasa ini, masyarakat dimudahkan untuk berkomunikasi, bahkan dengan orang di belahan bumi yang lain. Sejak ditemukarı telegram, radio, dan jaringan seluler, komunikasi semakin mudah dan cepat. Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan sebagai media komunikasi adalah teknologi fiber optik Teknologi FTTx identik dengan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan user menggunakan serat optik sebagai medium penghantar. Kemunculan teknologi ini sebagai akibat dari dorongan keinginan masyarakat (pelanggan) untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Service sebagai layanan terhadap akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam suatu infrastruktur pada unit pelanggan. Beberapa istilah lain dari teknologi FTTx yang sering diimplementasikan


di antaranya sebagai berikut. 


a. Fiber To The Home (FTTH) yaitu fiber optik sampai ke rumah-rumah pelanggan


b. Fiber to The Office (FTTO) atau jaringan fiber untuk kantor


C. Fiber optik sampai ke gedung-gedung atau Fiber To The Building (FTTB)


d. Fiber To The Curb (FTTC) membawa fiber optik ke operator node yang dekat dengan user


e. Fiber To The Node (FTTN) membawa fiber optik ke node terdekat di sisi sentral.


Perbedaan penyebutan dalam FTTx didasarkan pada penempatan titik konversi optik (Optikal Network Unit/ONU) pada masing-masing teknologi. Misalnya FTTH dan FTTO menempatkan dan mensetting ONU di dalam rumah atau kantor atau di suatu lokasi yang dekat dengan terminal pelanggan. Hal ini berbeda dengan FTTH /FTTO, FTTB menempatkan ONU pada koridor sebuah gedung. Sementara itu, pada FTTC ONU ditempatkan di curb dan letaknya jauh dari pelanggan. Secara mendasar, FTTx terdiri atas sebagai berikut.


a. FTTP (fiber-to-the-premises)


FTTP adalah koneksi data berbasis kabel serat optik ke tempat pelanggan. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan koneksi serat optik untuk FTTH dan FTTB.


b. FTTH (fiber-to-the-home)


Koneksi data berbasis serat optik yang mencapai rumah pelanggan, umumnya dalam bentuk kotak yang dipasang di dinding luar rumah. Atau bisa juga masuk ke rumah tempat ONU (unit jaringan optik) / ONT (terminal jaringan optik) berada. Dan Ethernet jaringan serat optik dan point-to-point pasif menggunakan arsitektur FTTH untuk menyediakan tiga layanan sekaligus (telepon, akses internet, dan TV berbasis IP) dalam serat optik tunggal.


c. FTTB (fiber-to-the-building, business, or-basement)


Optik berbasis serat koneksi data untuk mencapai gedung. Dari sana, akses ke pelanggan di sebuah ruangan di dalam gedung dilakukan dengan menggunakan media lain berupa ethernet kabel, TV kabel, atau saluram telepon.


d. FTTdp (serat ke titik distribusi)


Koneksi data berbasis serat optik yang hanya mencapai kotak distribusi yang terletak beberapa meter dari rumah pelanggan atau bangunan.


e FTTN/FTTLA (fiber-to-the-node, -neighborhood, atau-last-amplifier)


FTTN sering digunakan sebagai langkah pertama dalam pelaksanaan FTTH (fiber-to-the-home). Koneksi data berbasis serat optik hanya ke titik distribusi yang umumnya terletak di sisi jalan. Kotak distribusi terletak beberapa meter untuk beberapa kilometer dari lokasi pelanggan. Dari sini, data akan diteruskan kepada pelanggan yang menggunakan kabel tembaga.


f. FTTC/FTTK (fiber-to-the-curb/kerb, -closet, atau -cabinet)


Metode ini mirip dengan FTTN, tapi FTTC/FTTK umumnya lebih dekat ke lokasi pelanggan (umumnya kurang dari tiga ratus meter). Dari sini, data akan didistribusikan ke pelanggan menggunakan kabel Ethernet, kabel listrik, atau Wi-Fi, Koneksi data berbasis serat optik untuk panel distribusi dalam bentuk lemari kecil di pinggir jalan. FTTC kadang-kadang juga disebut FTTP (fiber-to-the-pole), sehingga sering tumpang tindih dengan fiber-to-the-premises


Komentar